Catatan dari Konsolidasi Terpumpun 9 Mitra Region Sulawesi



Peserta pertemuan konsolidasi mitra DGM-I region Sulawesi

Oleh Surti Handayani

Sebanyak 9 mitra penerima hibah DGM Indonesia (DGM-I) di region Sulawesi hadir dalam konsolidasi di Komunitas Adat Larompong, Desa Buntu Matabing, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. 18 sampai 19 Juni 2022 lalu.

9 mitra tersebut adalah Pengurus Wilayah (PW) AMAN Sulawesi Tengah, PW AMAN Sulawesi Selatan, Konsorsium Perhutanan Sosial Sulawesi Barat (Bantaya dan Perkumpulan Paham), PW AMAN Toraya, Komnasdesa-Sultra, Konsorsium KARSA - OPANT, BRWA-PHKOM Kajang, Balang Institute dan Pengurus Daerah (PD) AMAN Sinjai.

Dalam konsolidasi selama dua hari itu masing-masing mitra memaparkan pengalaman dan berbagi strategi implementasi program DGMI baik penerima hibah Call 1, Call 2, Call 3, dan Top Up.

Bata Manurun, anggota NSC (National Steering Committee) DGM-I Region Sulawesi dan Surti Handayani, anggota NSC representasi Perempuan Adat, memfasilitasi pertemuan konsolidasi ini secara langsung.

Kedua anggota NSC tersebut memaparkan bagaimana proses mereka melakukan pendampingan di komunitas adat dan komunitas lokal.  

Selama pelaksanaan program, mitra region Sulawesi telah berpartisipasi mengawal kebijakan terkait pengakuan. PW AMAN Sulawesi Selatan yang memfasilitasi proses tenurial di Masyarakat Hukum Adat (MHA) Uru dan Kaluppini, berhasil mengawal kebijakan di Kabupaten Enrekang khususnya bersama  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Enrekang dan Dinas LH Provinsi Sulawesi Selatan serta BPSKL (Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan) Region Sulawesi terkait Peraturan Daerah (PERDA) Pengakuan dan Perlindungan MHA di Sulawesi Selatan. Kemudian PW AMAN Sulawesi Tengah dan juga PD AMAN Toraya serta konsorsium KARSA-OPANT yang mengawal kebijakan terkait kepastian hak akses kelola lahan dan sumber daya alam untuk MHA dampingannya masing-masing.

Selain pencapaian pada level kebijakan, disampaikan juga pemberdayaan terhadap kelompok-kelompok perempuan adat dan kelompok perempuan dari komunitas lokal, khususnya pengelolaan, pemanfaatan produk non kayu yang dihasilkan dari wilayahnya.

Dalam sesi berbagi oleh mitra, banyak disampaikan pencapaian yang dihasilkan oleh komunitas dampingan mitra. Diantaranya produk olahan sari jahe, kopi, keripik, dan tenun yang penyebaran produknya merambah hingga ke Kota Makassar dan sekitarnya. Bahkan banyak di antaranya yang awalnya hanya membentuk satu kelompok perempuan di komunitas dampingan, namun di akhir pelaksanaan program berkembang menjadi delapan kelompok.

Dalam proses konsolidasi yang dilakukan selama dua hari tersebut, dihasilkan kesepakatan untuk rencana keberlanjutan dari sembilan mitra DGMI di Region Sulawesi. Yaitu terus mengawal Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal, mendampingi dalam pengelolaan serta pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk kemandirian. Memastikan terdaftarnya usaha kelompok perempuan dan pemuda di wilayah dampingan ke dinas terkait di wilayah dampingan.


Selanjutnya, membangun ruang dialog dengan Pemerintah dan lintas sektoral untuk memastikan terbitnya produk hukum untuk pengakuan dan perlindungan Hak Masyarakat Adat dan SK Hutan Adat. Memastikan keterlibatan perempuan, pemuda, disabilitas dan kelompok rentan lainnya untuk dapat berkontribusi pada program yang dikelola oleh mitra. 

Terbangunnya ruang berbagi informasi terkait peluang dukungan untuk mitra baik ditingkat Daerah, Nasional, maupun Internasional. Serta mengidentifikasi produk-produk yang dihasilkan oleh komunitas dampingan.

Momentum konsolidasi ini juga menginisiasi terbentuknya “TEMAN CELEBES” sebagai satu kanal dan jejaring promosi serta jejaring pemasaran untuk produk-produk yang dihasilkan oleh Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal di seluruh Sulawesi.

Proses yang berlangsung cukup produktif dalam dua hari itu membuat sembilan mitra semakin bersemangat untuk melakukan Pengawalan dan pendampingan pada produk-produk yang ada di komunitas adat dan lokal. Semangat Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal di region Sulawesi telah bersiap menuju masyarakat yang berdaulat dan mandiri atas wilayah hidupnya.

Kaliamat akhir dari proses pembelajaran dari mirta region sulawesi adalah Kebersamaan, keberlanjutan serta merawat dan mengembangkan  yang sudah di lakukan.

0 Comments