Komunitas Save Ayamaru Lakes (SAL) menyelenggarakan project pertamanya dengan item kegiatan sosialisasi pengembangan ekowisata mos framu dan budidaya ikan hias di alam, oleh komunitas pemuda dan masyarakat adat kampung Framu dan Aves.
Kegiatan ini disambut baik dari masyarakat yang pada umumnya hidup tergantung pada danau dan perairan sekitar danau. Kegiatan ini mendapat sponsor dari The World Bank (Bank Dunia) dengan pendamping project dari The Samdhana Institute, sebuah lembaga nirlaba yang mendedikasikan programnya khusus pada pengembangan lingkungan, masyarakat adat dan komunitas lokal di Asia Tenggara.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh pemerintah kabupaten Maybrat dalam hal ini kepala Dinas Parawisata didampingi para staf dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kepala Kampung Framu
Kepala Dinas Pariwisata menyambut baik kegiatan yang diinisiasi oleh anak muda dari Komunitas Save Ayamaru Lakes (SAL), Johanis Sentuf (Kadis Pariwisata Kab.Maybrat) membawakan sambutan dan sekaligus membuka acara tersebut.
” Kami dari pemerintah sementara mengembangkan objek wisata seperti Gunung Petik Bintang di Aifat, Danau Uter di Aitinyo dan beberapa tempat lain yang sementara di dorong tujuannya untuk menarik wisatatawan guna meningkatkan Income /Pendapatan asli daerah (PAD),” kata Kepala Dinas Pariwisata.
Menurutnya, Pemkab Maybrat sementara ini mencari format yang tepat untuk mengembangkan sektor parawisata.
Marthen Atanay selaku penanggung jawab kegiatan dari komunitas Save Ayamaru Lakes memaparkan, latar belakang dan tujuan berdirinya komunitas Save Ayamaru Lakes (SAL) yang pertama kali dicanangkan lewat kampanye media dan majalah internasional serta mengingatkan betapa pentingnya pengembangan pariwisata Maybrat berbasis ekowisata (Ecotourism), yaitu dengan melihat Ikan hias atau lebih terkenal ikan pelangi danau Ayamaru ‘Sekiak’ sebagai kekayaan ekologis dari danau Ayamaru yang bisa menjadi ikon pengembangan ekowisata.
Atanay melihat masalah yang sangat urgen seperti danau Ayamaru yang mengalami penyusutan, membludaknya tanaman Pistia (sejenis eceng gondok), banyaknya ikan imigran yang bersifat invasif seperti Snakehead fish (Gastor), Tawes dan Betik serta pembangunan yang tidak pro lingkungan di danau Ayamaru.
Pernyataan tersebut dipertegas oleh Nus Susim lewat diskusi panelis bahwa danau Ayamaru adalah identitas orang Maybrat yang harus dijaga dan dilestarikan, danau ayamaru adalah danau alami yang harus ditangani secara alami.
Niko Kareth, selaku Sekdis Pertanian, Perkebunan dan Perikanan mengapresiasi kegiatan ini dengan melihat potensi yang ada di Bumi A3.
” Kami di Dinas pada prinsipnya mendukung dan mendampingi selama kegiatan budidaya ikan hias (SEKIAK) berjalan,” ujarnya.
Kareth juga mengatakan di Maybrat bukan hanya ikan hias saja tapi juga ada udang lobster air tawar yang memiliki komoditas ekspor, tanaman anggrek dan lain-lain.
Sementara, Nelwan Naa, Kepala kampung Framu didampingi kepala Dinas Parawisata dan dinas Perikanan, menceritakan kisah perjalannya di tahun 1980-an dimana dirinya pada saat itu bertindak sebagai pelaku utama penangkapan dan penjualan Ikan hias yaitu ikan pelangi danau Ayamaru yang dikenal dunia dengan Melanotaenia boesemani.
Ia membenarkan bahwa ikan ini bisa mengalami ancaman kepunahan bukan hanya ikan hias saja, namun udang juga karena penangkapan Ilegal pada tahun itu sebanyak puluhan ribu ekor terutama yang jantan. Bukan hanya di tahun 1980-an tetapi di era sekarang masih banyak penangkapan ilegal dengan dihargai per-ekor 4.000-5.000 rupiah.
Seorang ibu dari kampung Framu yang menjadi peserta kegiatan mengungkapkan apresiasinya kepada komunitas SAL yang menyelenggarakan kegiatan ini. Menurutnya kegiatan ini membawa wawasan yang baru bagi mereka masyarakat lokal di kampung yang selama ini jarang mendapatkan informasi yang baik serta transparan tentang potensi kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang ekonomi masyarakat, namun juga dibarengi dengan pelestarian alam.
Sumber: "Komunitas SAL Gelar Sosialisasi Pengembangan Ekowisata dan Budidaya Ikan Hias di Alam", strateginews.co, 06 Januari 2021
0 Comments